Filsafat dapat dimaknai sebagai pandangan
hidup, tentunya pandangan hidup yang cinta akan kebijaksanaan, disis lain
filsafat dapat diartikan sebagai ilmu yang selalu mencari hakekat yang
terdalam.
Filsafat
sebagai pandangan hidup merupakan suatu produk nilai atau sistem nilai yang
diyakini kebenarannya dan dapat dijadikan pedoman perilaku oleh individu,
kelompok, masyarakat.
Pada prinsipnya cabang filsafat dapat
dikelompokkan pada tiga cabang filsafat yaitu:
(1)
ontologi;
(2)epistemologi;
(3)aksiologi.
Ontologi adalah cabang filsafat yang
menyelidiki tentang keberadaan sesuatu. Epistemologi adalah cabang filsafat
yang menyelidiki tentang asal, syarat susunan, metode, dan validitas
pengetahuan. Aksiologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki tentang hakikat
nilai, kriteria, dan kedudukan suatu nilai. Pada kelompok aksiologi dapat
dimasukkan cabang-cabang filsafat etika dan estetika. Dapat disimpulkan etika
merupakan cabang dari filsafat tentang hakikat nilai atau aksiologi yang
merupakan nilai berkaitan dengan sikap dan perilaku manusia atau kelompok
manusia. Etika membahas tentang nilai-nilai yang baik bagi manusia dan nilai
inilah dikenal sebagi moral.
Menurut EY.Kanter : Etika sama artinya dengan
filsafat moral atau ilmu tentang moralitas. Etika bukan sumber tambahan bagi
ajaran moral melainkan filsafat atau pemikiran rasional-kritis dan mendasar
tentang ajaran dan pandangan moral. Jadi etika bukan sebuah ajaran melainkan
sebuah ilmu.
Filosof Plato mengungkapkan filsafat
tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada. Filsafat merupakan ilmu
pokok dan pangkal segala pengetahuan yang didalamnya mencakup empat persoalan
sebagai berikut:
A) apakah
yang dapat kita ketahui ? Pertanyaan tersebut dijawab oleh metafisika (ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal yang non fisik atau tidak
terlihat).
B) apakah
yang boleh kita kerjakan ? Pertanyaan tersebut dijawab oleh etika.
C) sampai
dimananakah pengharapan kita ? Pertanyaan tersebut dijawab oleh agama.
D) apakah
yang dinamakan manusia ? Pertanyaan tersebut dijawab oleh antropologi (ilmu
tentang manusia).
Mengamati
pemikiran plato maka makin mendukung opini bahwa etia merupakan bagian dari
filsafat hal tersebut merupakan jawaban terhadap tujuan utama dari filsafat
yang berarti cinta akan kebijaksanaan adalah untuk kebaikan umat manusia yang
bijaksana penuh dengan kedamaian. Guna mendukung pendapat Plato dapat kita
padukan dengan pendapat Aristoteles yang dikutip dari I Gede A.B.Wiranata
sebagai berikut:
“
Pembagian filsafat menurut Aristoteles
a.
Filosofia teoritika/spekulatif
Filsafat yang bersifat objektif, yang
terdiri atas:
1.fisika
(mengkaji tentang dunia materiil);
2.matematika
(mengkaji tentang barang menurut kuantitasnya);
3.metafisika
(mengkaji tentang “ada”).
b.
Filosofia praktika (Filsafat yang memberi petunjuk dan berbagai pedoman
mengenai tingkah laku hidup dan kesusilaan yang seharusnya
dilakukan/diperbuat), yang meliputi:
1.etika
(mengkaji tentang kesusilaan dalam hidup perseorangan);
2.ekonomia
(mengkaji tentang kesusilaan dalam hidup kekeluargaan);
3.politika
(mengkaji tentang kesusilaan dalam tantanan hidup kenegaraan).
Filosofia
produktiva (pencipta) (filsafat yang mengkaji dan membimbing serta menuntun
manusia tentang pengetahuan sehingga menjadikan manusia produktif melalui
sebuah ketrampilan yang bersifat khusus)”.
Aristoteles
merupakan tokoh filsafat yang menempatkan etika sebagai pembahasan utama dalam
tulisannya “Ethika Nichomachela” dengan pendapatnya, tata pergaulan dan
penghargaan seorang manusia, yang tidak didasarkan oleh egoisme atau kepentingan
individu, akan tetapi didasarkan kepada hal-hal yang alruistik, yaitu
memperhatikan orang lain.
Menurut
Srisumantri yang dikutip dari Liliana, filsafat dalam perkembangannya antara
lain mencakup:
1.epistimologi
(filsafat pengetahuan);
2.etika
(filsafat moral);
3.estetika
(filsafat seni);
4.metafsika;
5.filsafat
politik;
6.filsafat;
7.filsafat
agama;
8.filsafat
pendidikan;
9.filsafat
hukum;
10.filsafat
sejarah;
11.filsafat
matematika.
Sebagai
bagian filsafat dan bahkan sebagai salah satu cabang filsafat yang paling tua, maka
etika juga dikembangkan sebagai bagian dari kajian ilmu pengetahuan.
Filosof
H.De Vos juga menyatakan etika sebagai bagian dari filsafat.
Etika dapat dibedakan menjadi, etika umum
dan etika khusus. Etika umum membahas tentang prinsip moral, pengertian dan
fungsi etika, tanggung jawab, suara hati. Etika khusus merupakan etika yang
sudah dikaitkan dengan konteks bidang tertentu, kehidupan pribadi, antar
pribadi.
Etika dapat dikaji dari berbagai aspek,
akan tetapi secara garis besar terdapat tiga aspek yang dominan dalam
mempelajari etika yaitu:
1)aspek
normatif
aspek
normatif ialah aspek yang mengacu pada norma-norma/standar moral yang
diharapkan untuk mempengaruhi perilaku, kebijakan, keputusan, karakter
individual, dan struktur profesional. Dengan aspek ini diharapkan perilaku
dengan segala unsur-unsurnya tetap berpijak pada norma, baik norma-norma
kehidupan bersama ataupun norma-normamoral yang diaturdalam standar profesi
bagi kaum profesi;
2)aspek
konseptual
diarahkan
pada penjernihan konsep-konsep/ide-ide dasar, prinsip-prinsip,
problema-problema dan tipe-tipe argumen yang dipergunakan dalam membahas
isu-isu moral dalam wadah kode etik. Kajian konseptual ini juga untuk
mempertajam pemahaman-pemahaman kode etik dengan tetap menekankan pada kepentingan
masyarakat dan organisasi profesi itu sendiri;
3)aspek
deskriptif
kajian
ini berkaitan dengan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dan spesifikasi yang
dibuat untuk memberikan gambaran tentang fakta-fakta yang terkait dengan
unsur-unsur normatif dan konseptual. Aspek ini memberikan informasi tentang
fakta-fakta yang berkembang, baik di masyarakat maupun dalam organisasi
profesi, sehingga penanganan aspek normatif dan konseptual dapat segera
direalisasikan.
Etika merupakan cabang filsafat sebagai
ilmu yang merupakan philosopical study of morality, sehingga subyek yang
melakukan etika adalah manusia, dengan demikian etika sebagai filsafat manusia.
0 comments:
Post a Comment