Pemberantasan Pungli Terkesan Pencitraan dan Hanya Birokrasi Menengah Kebawah,

Tuesday, January 22, 2013

Sekilas KIsah Musa Dan Fir’aun


Musa Dan Fir’aun
Segala puji bagi Allah, kami memuji dan memohon pertolongan serta ampunan kepadaNya. Dan kami berlindung kepadaNya dari kejahatan diri dan keburukan prilaku kami. Barangsiapa yang diberikan petunjuk oleh Allah maka tiada seorangpun yang mampu memberinya petunjuk dan barangsiapa yang disesatkannya maka tiada seorangpun yang menjadi penolong yang mampu memberinya petunjuk. Amma Ba’du:
Wahai sekalian orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah:
قال الله تعالى : â  وَاتَّقُواْ يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللّهِ 281á  [ البقرة: 281]
Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. QS. Al-Baqarah: 281.
Dengan kedatangan bulan Muharram ini, kita mengingat kisah yang selalu diulang-ulang oleh Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Suci di dalam berbagai surat di dalam Al-Qur’an karena hikmah dan tujuan yang sangat luhur lagi tinggi:
قال الله تعالى : â  وَكُلّٗا نَّقُصُّ عَلَيۡكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَۚ ... ١٢٠á  [ هود: 120]
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; QS. Hud: 120.
قال الله تعالى : â  نَتۡلُواْ عَلَيۡكَ مِن نَّبَإِ مُوسَىٰ وَفِرۡعَوۡنَ بِٱلۡحَقِّ لِقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ٣ á  [ القصص: 3]
Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Firaun dengan benar untuk orang-orang yang beriman.  QS. Al-Qahsash: 3
Fir'aun adalah sosok diktator yang paling buruk, seorang raja dari Mesir. Dia kufur karena mengingkari wujud Allah Yang Maha Tinggi secara nyata. Diceritakan oleh Allah di dalam firmanNya:
قال الله تعالى : â  فَحَشَرَ فَنَادَى فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى23-24á 
[ النازعات: 23-24]
Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya  . (Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". QS. Al-Nazi’at: 23-24.

قال الله تعالى : â  وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَأُ مَا عَلِمۡتُ لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرِي ... ٣٨ á   [ القصص: 38]
Dan berkata Firaun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. QS. Al-Qashash: 38. Dia berbuat aniaya terhadap kaum Bani Israil, kaum yang lebih baik  dari dirinya pada zaman itu, menimpakan kepada mereka siksa yang sangat pedih:
قال الله تعالى : â  إِنَّ فِرۡعَوۡنَ عَلَا فِي ٱلۡأَرۡضِ وَجَعَلَ أَهۡلَهَا شِيَعٗا يَسۡتَضۡعِفُ طَآئِفَةٗ مِّنۡهُمۡ يُذَبِّحُ أَبۡنَآءَهُمۡ وَيَسۡتَحۡيِۦ نِسَآءَهُمۡۚ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ٤ á   [ القصص: 4]

Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Firaun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. QS. Al-Qashash: 4

Dia hidup –semoga Allah melaknatnya- dengan penuh ketakutan. Seorang komandan dari suku Qibthy  pernah memberitahukan kepadanya bahwa Ibrahim, kekasih Allah melewati Mesir dan Fir’aun ingin menguasai istrinya, Sarah lalu Allah menyelamatkannya  dan menjaga dirinya. Nabi Ibrahim diberitahukan bahwa akan terlahir dari keturunannya seorang anak, yang menjadi penghujung perjalanan kekuasaan Fir’aun di negeri Mesir. Kisah ini pada dasarnya terdapat di dalam hadits Shahih bahwa pada saat dia meyakini bahwa kekuasaannya akan berakhir di tangan seorang lelaki dari kalangan Bani Isroil. Maka diapun mulai membunuh kaum pria yang terlahir dari kalangan Bani isro’il guna mengamankan posisinya. Setelah beberapa lama seorang komandannya berkata kepadanya: 
"Sesungguhnya kaum Bani Israil hidup untuk berkhidmah kepada kita sementara Anda bertindak untuk menghabiskan mereka, akibatnya tidak ada yang tersisa dari mereka kecuali kaum wanita dan orang-orang tua, maka biarkanlah mereka satu tahun dan bunuhlah bayi laki-laki yang terlahir pada tahun berikutnya. Maka diapun setuju dengan pendapat ini, lalu diapun membunuh bayi laki-laki-laki yang terlahir satu tahun dan membiarkan mereka satu tahun selanjutnya agar bisa dipekerjakan oleh dirinya dan kaumnya. Hal ini sebagai ujian dan penjelasan bahwa kewaspadaan tidak akan pernah menyelamatkan seseorang dari ketetapan yang pernah ditetapkan oleh Allah. Dan Nabi Musa Alaihis salam terlahir pada tahun dibunuhnya bayi lelaki yang terlahir. Maka ibu Nabi Musa sangat khawatir dan takut jika bayinya yang pada usia balighnya kelak akan mendapat wahyu ini akan terbunuh ditangan tentara Fir’aun, dia akan menjadi peminpin umat. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam berkata tentang Nabi Musa: "Seandainya saudaraku Musa, hidup maka dia tidak memiliki pilihan kecuali harus mengikutiku”. Akan tetapi Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, Maha Mengetahui segala perkara hambaNya, Dia tidak pernah lalai dari mereka walau sekejap mata atau yang lebih kecil dari itu dan selalu menjaga serta memlihara mereka. Bayi yang kecil mungil, masih menyusu ini, yang sangat dikhawatirkan oleh ibunya karena ancaman pedang Fir’aun telah mendapat pemeliharaan Allah, sebagaimana penjagaan Allah terhadap para nabi dan rasulNya:
قال الله تعالى : â  ...ۚ وَأَلۡقَيۡتُ عَلَيۡكَ مَحَبَّةٗ مِّنِّي وَلِتُصۡنَعَ عَلَىٰ عَيۡنِيٓ ٣٩á   [طه: 39]
Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.QS. Thaha: 39.
Maka Allah membukakan hati istri Fir’aun sebelum pintu benteng dan  istana terbuka, anak tersebut besar di dalam didikan orang yang justru menjadi musuh baginya. Lalu Musa alaihis salam keluar dari istana Fir’aun dengan suatu ujian:
قال الله تعالى : â  وَجَآءَ رَجُلٞ مِّنۡ أَقۡصَا ٱلۡمَدِينَةِ يَسۡعَىٰ قَالَ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّ ٱلۡمَلَأَ يَأۡتَمِرُونَ بِكَ لِيَقۡتُلُوكَ فَٱخۡرُجۡ إِنِّي لَكَ مِنَ ٱلنَّٰصِحِينَ ٢٠ á  
 [ القصص: 20]
Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: "Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu". QS. Al-Qasas: 20.
Setelah itu dia tumbuh dewasa lalu menikah dengan maskawin menggembala kambing. Pada saat dirinya telah dewasa, sempurna akalnya dan siap mengemban risalah Allah Ta’ala mewahyukan kepadanya. Dan dia didukung oleh saudaranya Harun sebagai pendukung dirinya dalam berdakwah:
قال الله تعالى : â  فَأۡتِيَا فِرۡعَوۡنَ فَقُولَآ إِنَّا رَسُولُ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٦ أَنۡ أَرۡسِلۡ مَعَنَا بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ١٧ á   [الشُّعَرَاءِ: 17-16] 
  Maka datanglah kamu berdua kepada Firaun dan katakanlah olehmu: 'Sesungguhnya kami adalah Rasul Tuhan semesta alam. lepaskanlah Bani Israel (pergi) beserta kami'". QS. Al-Syu’ara: 16-17.
Maka Fir’aun terlaknat menyambut mereka dengan sikap mengingkari Allah Subhanahu Wa Ta’ala

قال الله تعالى : â  قَالَ فِرۡعَوۡنُ وَمَا رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٣ قَالَ رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَآۖ إِن كُنتُم مُّوقِنِينَ ٢٤ á  
[الشُّعَرَاءِ:24-23]

"Firaun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?. Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya. (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya". QS. Al-Syu’ara: 23-24.
Lalu perdebatan berlangsung alot dan berubah menjadi perdebatan dalam bentuk lain, Fir’uan mengumpulkan para tukang sihirnya agar membuat tipu daya terhadap Musa namun Allah selalu mengawasi mereka:

قال الله تعالى : â  وَجَآءَ ٱلسَّحَرَةُ فِرۡعَوۡنَ قَالُوٓاْ إِنَّ لَنَا لَأَجۡرًا إِن كُنَّا نَحۡنُ ٱلۡغَٰلِبِينَ ١١٣ قَالَ نَعَمۡ وَإِنَّكُمۡ لَمِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ ١١٤ á
[الأَعرَافِ: 114-113]
"Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Firaun mengatakan : Apakah sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang?. Firaun menjawab: "Ya, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku)". QS. Al-A’raf: 113-114.
Mereka adalah para tukang sihir yang ahli:
قال الله تعالى : â  قَالُواْ يَٰمُوسَىٰٓ إِمَّآ أَن تُلۡقِيَ وَإِمَّآ أَن نَّكُونَ نَحۡنُ ٱلۡمُلۡقِينَ ١١٥ قَالَ أَلۡقُواْۖ فَلَمَّآ أَلۡقَوۡاْ سَحَرُوٓاْ أَعۡيُنَ ٱلنَّاسِ وَٱسۡتَرۡهَبُوهُمۡ وَجَآءُو بِسِحۡرٍ عَظِيمٖ ١١٦ á  [الأَعرَافِ: 116-115]
" Ahli-ahli sihir berkata: "Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?”. Musa menjawab: "Lemparkanlah (lebih dahulu)!" Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). QS. Al-A’raf: 115-116.


0 comments:

Post a Comment