This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Wednesday, January 21, 2015
Saturday, October 18, 2014
Jokowi Menemui Prabowo Masyarakat Heboh
7:47 AM
No comments
Pertemuan Presiden Terpilih Joko Widodo dan Ketua Umum Partai
Gerindra Prabowo Subianto bertemu dalam suasana hangat. Keduanya tampak akrab
dan memuji satu sama lain saat bersama di Rumah Keluarga Besar Prabowo, di
Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Pertemuan kedua tokoh politik itu--yang selama berbulan-bulan berseteru
sengit-- mendapat apresiasi berbagai kalangan. Pertemuan ini dinilai penting
telah meredakan gejolak politik yang memanas belakangan ini.
Rivalitas Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo berjalan sengit
saat Pemilihan Presiden 2014 berlanjut hingga parlemen. Persaingan itu tak
hanya di kalangan elite, tapi juga di akar rumput.
Kedua kubu—Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia
Hebat—saling berhadap-hadapan di parlemen. Diantara yang membetot perhatian
publik adalah soal Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD serta UU Pilkada,
hingga pemilihan pimpinan DPR dan MPR.
Namun kebekuan situasi politik itu perlahan cair setelah Jokowi bertemu Prabowo
di rumah kelurga besar Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan. Meski hanya berlangsung 15 menit, pertemuan itu setidaknya menjawab
keraguan publik atas kebuntuan komunikasi Prabowo-Jokowi.
Pasar merespons positif
ditunjukkan dengan bergairahnya laju Indeks Harga Saham Gabungan pada
perdagangan di hari pertemuan itu, Jumat 17 Oktober 2014, dan ditutup menguat
77,33 poin atau 1,56% pada level 5.028,95. Padahal, beberapa hari sebelumnya
selalu ditutup minus.
Saling hormat
Pertemuan ini sebenarnya sudah dirancang jauh-jauh hari oleh Tim Transisi
Jokowi-JK, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhie Prabowo, dan Politisi PDI P
Arya Bima. Disepakati, pertemuan digelar hari ini di kediaman ayah Prabowo,
Soemitro Djojohadikusumo.
Prabowo menyambut kedatangan
Jokowi sambil mengambil sikap hormat militer. Penghormatan Prabowo itu langsung
dibalas Jokowi dengan badan setengah membungkuk. Kedua tokoh itu berjabat
tangan, Prabowo merangkul Jokowi layaknya seorang sahabat yang sudah lama tidak
bertemu.
Mereka kemudian bergegas masuk ke dalam rumah. Jokowi dan Prabowo berbicara
empat mata di ruang tamu sekitar tujuh menit. Sedangkan para pendampingnya
diarahkan ke ruang kerja ayah Prabowo, sambil melihat foto-foto yang ada di
ruangan itu.
"Kami geser ke ruang kerja Pak Mitro. Sementara pak Jokowi dan Pak Prabowo
berbincang empat mata," kata Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto yang ikut
mendampingi Jokowi.
Perbincangan empat mata Prabowo-Jokowi hanya berlangsung 7 menit. Selebihnya,
Prabowo mengajak Jokowi bersama para pendamping untuk berbincang santai di
ruang tamu selama 8 menit. "Total pertemuan sekitar 15 menit," tutur
dia.
Usai bertemu di dalam, Prabowo dan Jokowi beserta pendampingnya keluar rumah
dan memberikan keterangan pers. Prabowo merasa terhormat dengan kedatangan
Jokowi di kediaman keluarga besarnya. Prabowo mengucapkan selamat kepada mantan
Wali Kota Solo itu. “Tadi saya bertemu dengan penuh persahabatan," ujar
Prabowo.
Prabowo mengajak pendukungnya untuk mendukung pemerintahan Jokowi, meski tak
segan untuk mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan bangsa
dan negara.
Pertemuan kali ini diakui Prabowo memang cukup singkat. Salah satu alasannya
adalah karena Prabowo menginginkan pertemuan dengan Jokowi di tempat yang lebih
leluasa. Maka dari itu, mantan Danjen Kopassus itu mengundang Jokowi berkunjung
ke kediamannya di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
"Saya berharap Jokowi akan datang ke Hambalang. Walau sudah jadi presiden.
Dan saya akan minta dia nyanyi di Hambalang," kata Prabowo.
Jokowi langsung menyanggupi permintaan Prabowo. Dia bersedia hadir ke rumah
Prabowo setelah dilantik menjadi Presiden RI. "Saya juga sanggupi untuk
tadi datang," kata Jokowi.
Jokowi berjanji meluangkan waktu, bertandang ke rumah Prabowo Subianto.
"Saya terima kasih masih diundang ke rumahnya," ujarnya.
"Kalau untuk nyanyi saya nggak bisa
penuhi. Saya nggak bisa
nyanyi," ucap Jokowi disambut gelak tawa Prabowo dan hadirin.
Prabowo Subianto membeberkan pembicaraannya dengan Jokowi dalam pertemuan
tertutup tersebut. Dalam wawancara khusus dengan tvOne, Prabowo
menegaskan komitmennya untuk tidak menjegal pemerintahan yang nantinya akan
dipimpin oleh Jokowi.
"Saya katakan, 'Pak, ini persaingan dan pertarungan politik keras, tapi di
debat capres saya sampaikan kalau kita berdua ini sudah masuk final. Jadi juara
1 ya Bapak, ya saya ucapkan selamat saat Bapak dilantik',” kata Prabowo.
Prabowo melanjutkan kata-katanya untuk Jokowi. “'Kalau nanti kami menilai
pemerintahan Bapak menyimpang, kami akan kritik, koreksi'. Lalu kata Pak
Jokowi, 'Oh ya itu bagus, saya terima kritik dan koreksi'. Kalau begitu selesai
persoalan. Tidak ada jegal-jegalan," imbuh Prabowo.
Dia menyampaikan surat terbuka melalui akun Facebook pribadinya. Dia meminta
agar semua pendukungnya untuk mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla
dan memahami sikap yang diambilnya saat ini.
"Saya mohon semua pendukung-pendukung saya untuk memahami hal ini. Saya
mengerti sebagian dari Saudara-Saudara belum bisa menerima sikap saya. Tetapi
percayalah, seorang pendekar, seorang kesatria harus tegar, harus selalu
memilih jalan yang baik, jalan yang benar. Menghindari kekerasan sedapat
mungkin. Menjauhi permusuhan dan kebencian," ujar Prabowo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo mengatakan, pertemuan pertama
Prabowo dan Jokowi setelah putusan Mahkamah Konstitusi terkait putusan hasil
pilpres itu membahas persoalan bangsa.
"Bicara menjaga empat pilar kebangsaan dan membangun Indonesia yang besar,
selanjutnya mereka bicara berdua," kata Edhy Prabowo.
Menurut Edhy, pertemuan ini merupakan awal yang baik untuk membangun suasana
politik yang lebih harmoni. Dalam pertemuan itu, Prabowo menegaskan sikapnya
dan Koalisi Merah Putih untuk tetap mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak
prorakyat.
"Pak Prabowo meminta tidak saling menjegal. Kita bersama
untuk membangun negara," ujar Edhy.
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, yang juga hadir dalam pertemuan
itu menerangkan, pertemuan Jokowi dan Prabowo berjalan baik dan penuh
keakraban. Prabowo menyampaikan kepada Jokowi, bahwa apa yang pernah dia
sampaikan selama ini, khususnya saat kampanye, merupakan pandangan dia apa
adanya dengan gaya khas seorang Prabowo.
"Itu sebagai tipologi seorang Banyumas. Kalau itu dikatakan sebagai orang
emosional, saya rasa itu sudah dirasakan oleh Pak Jokowi hari ini," ujar
Muzani.
Muzani menegaskan, dengan pertemuan Prabowo dan Jokowi hari ini, semakin meyakinkan
masyarakat bahwa hubungan antara kedua tokoh ini sudah mencair.
"Semula beku sudah mencair. Semua karena ada persepsi yang kurang jelas,
saat ini sudah disampaikan persepsi itu. Sebagai seorang Jenderal, Pak Prabowo
mengerti betul konstitusi. Seorang presiden adalah panglima tertinggi,"
terang dia.
Sumber: viva.co.id
Saturday, August 30, 2014
Hanura Dukung Jokowi Naikkan BBM
11:38 PM
No comments
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan dilakukan pada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) mendapat dukungan dari partai pendukung.
Salah satunya, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang menilai jika menaikkan harga BBM itu merupakan keputusan pahit yang harus dilakukan, tapi harapannya bisa menyembuhkan sakit dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Ketua DPP Hanura Yuddy Chrisnandi menuturkan, kelangkaan BBM yang saat ini terjadi diakibatkan keterbatasan pasokan dan keterbatasan kuota subsidi. Karena itu harus ada upaya untuk menaikkan harga BBM. Ini ibarat harus menelan pil pahit demi kesembuhan APBN.
Ketua DPP Hanura Yuddy Chrisnandi menuturkan, kelangkaan BBM yang saat ini terjadi diakibatkan keterbatasan pasokan dan keterbatasan kuota subsidi. Karena itu harus ada upaya untuk menaikkan harga BBM. Ini ibarat harus menelan pil pahit demi kesembuhan APBN.
"Masalahnya, dalam masa transisi ini harusnya pemerintahan lama dan baru bisa bekerjasama, presiden SBY, paling tidak harus mengatasi kelangkaan BBM dan Jokowi bisa berupaya untuk menaikkan harga BBM, tapi dengan langkah-langkah khusus," jelasnya.
Jika, dengan terpaksa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla menaikkan harga BBM, maka Hanura akan mendukung langkah tersebut. Sebab, sebenarnya langkah itu demi kebaikan bangsa dan rakyat Indonesia.
Jika, dengan terpaksa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla menaikkan harga BBM, maka Hanura akan mendukung langkah tersebut. Sebab, sebenarnya langkah itu demi kebaikan bangsa dan rakyat Indonesia.
Apalagi, saat ini harga BBM Indonesia jauh lebih murah dari pada harga BBM negara lain. "Ini juga harus dipahami," terangnya.
Soal penolakan Presiden SBY untuk menaikkan harga BBM pada masa pemerintahannya, dia menuturkan Presiden SBY ini seharusnya memahami jika kenaikan BBM ini tidka lagi bisa dihindari.
Soal penolakan Presiden SBY untuk menaikkan harga BBM pada masa pemerintahannya, dia menuturkan Presiden SBY ini seharusnya memahami jika kenaikan BBM ini tidka lagi bisa dihindari.
Apalagi, kenikanBBM sebenarnya bisa dilakukan dengan bertahap. Jika kenaikan bertahap ini dilakukan, maka beban psikologisnya akan berkurang. Pemerintahan selanjutnya juga akan terbantu.
"Ini demi kebaikan bangsa," jelas lelaki yang juga anggota kelompokkerja tim transisi tersebut.
Saat ditanya jika kenaikan BBM akan menurunkan popularitas Jokowi-JK, Dia mengaku jika masyarakat saat ini sudah semakin matang, dewasa, dan memiliki sumber informasi yang banyak.
Saat ditanya jika kenaikan BBM akan menurunkan popularitas Jokowi-JK, Dia mengaku jika masyarakat saat ini sudah semakin matang, dewasa, dan memiliki sumber informasi yang banyak.
Yang paling utama, pemerintahan baru harus bisa menjelaskan secara terang benderang untuk kebijakan tersebut. kalau kebijakan ini tersosialisasi dengan baik, maka masyarakat akan mengerti." Karena itu butuh komunikasi politik yang baik dan argumentasi yang logis hingga diterima masyarakat," jelasnya.
Sementara itu Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto menjelaskan, pemerintahan yang baru siap menerima apapun kondisi fiskal yang ada. Masih banyak cara yang bisa dilakukan agar kenaikan harga BBM bisa dihindari. "Kami masih optimis untuk bisa tidak menaikkan harga BBM, itu opsi terakhir," terangnya ditemui di rumah transisi.
Salah satu caranya, meningkatkan potensi penerimaan pendapatan negara. misalnya, dengan memaksimalkan pembayaran pajak.
Sementara itu Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto menjelaskan, pemerintahan yang baru siap menerima apapun kondisi fiskal yang ada. Masih banyak cara yang bisa dilakukan agar kenaikan harga BBM bisa dihindari. "Kami masih optimis untuk bisa tidak menaikkan harga BBM, itu opsi terakhir," terangnya ditemui di rumah transisi.
Salah satu caranya, meningkatkan potensi penerimaan pendapatan negara. misalnya, dengan memaksimalkan pembayaran pajak.
Dia menuturkan, pembayar pajak diupayakan terus meningkat, penerimaan yang didapat bisa untuk subsidi BBM. Namun, tidak hanya itu upaya yang dilakukan, bisa jadi ada opsi untuk memperbaiki sektor distribusi.
Selama ini sektor distribusi hanya menguntungkan masyarakat di Jakarta, harus ada terobosan agar Papua jugabida diuntungkan. "Jadi, masyarakat bisa mendapat kesejahteraan yang lebih," ujarnya.
Terkait adanya dampak sosial jika memang terpaksa menaikkan harga BBM, dia menuturkan jika Jokowi-JK ini memiliki modal sosial yang besar. kemungkinan tidak akan terpengaruh efek menaikkan harga BBM, namun tetap harus melakukan kebijakan yang tepat.
Terkait adanya dampak sosial jika memang terpaksa menaikkan harga BBM, dia menuturkan jika Jokowi-JK ini memiliki modal sosial yang besar. kemungkinan tidak akan terpengaruh efek menaikkan harga BBM, namun tetap harus melakukan kebijakan yang tepat.
"Soal kepastian kebijakan yang akan ditempuh, pihaknya masih menggodoknya di pokja energi. masih ada waktu hingga 20 Oktober, kami berharap bisa menemukan cara yang tepat dan yang tidak membebani masyarakat," jelasnya.
Sumber: jpnn.com
Tuesday, August 12, 2014
Sidang Sengketa Pilpres, Saksi Akui Coblos Enam Surat Suara Untuk Jokowi-JK
9:10 AM
No comments
Sidang sengketa pemilihan presiden semua pihak dikagetkan oleh pengakuan Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara di Tempat Pemungutan Suara 3 Desa Babulahusa, Kecamatan Majino, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, Satoni. Di ruang sidang ia mengaku di wilayahnya telah dilakukan pencoblosan oleh petugas.
"Saya mencoblos enam surat suara untuk Jokowi karena kita para anggota KPPS sepakat agar tak ada surat suara tersisa saat pencoblosan," katanya, Selasa 12 Agustus 2014.
Satoni, menjelaskan hasil rekapitulasi pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendapat 68 suara dan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memperoleh 32 suara. Jika ditotal, jumlahnya mencapai 100 suara. Jumlah itu menurutnya melebihi jumlah Daftar Pemilih Tetap di TPS.
Pencoblosan dilakukan oleh petugas setelah warga meninggalkan TPS. Saksi dari masing-masing pihak hadir, namun tak mengetahui pencoblosan yang dilakukan oleh anggota KPPS di TPS 3.
Tim hukum Prabowo-Hatta, Maqdir Ismail, mengatakan pengakuan itu membuktikan kecurangan memang terjadi dan melibatkan petugas dari Komisi Pemilihan Umum. Ia meminta KPU jangan menutupi adanya kecurangan terstruktur.
"Ini fakta bahwa penyelenggaraan pemilu masih seperti itu. Semua ini harus diperbaiki ke depan. Ini saya kira yang harus kita minta. KPU harus menerangkan dan mengakui apabila ini benar, jangan mereka tolak seolah-olah tidak ada apa-apa," jelasnya.
Hakim konstitusi Patrialis Akbar juga meminta KPU untuk membuat catatan terkait penyelenggaraan pemilu. "Saya meminta keterangan tertulis dari KPU. Permasalahannya terlalu banyak. Ini untuk pembelajaran ke depan," jelasnya.
Sumber: VIVAnews
Din: Perpecahan Umat Akibat Pilpres Bagai Malapetaka
8:40 AM
No comments
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengakui, pemilihan umum, khususnya saat pemilihan presiden dan wakil presiden, 9 Juli 2014 lalu membuat berbagai kalangan masyarakat terpecah belah.
Ia, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini mengatakan, agenda demokrasi yang digelar lima tahunan itu membuat terbelahnya umat muslim dan organinasi Islam di berbagai wilayah di Indonesia.
"Pilpres lalu telah membelah bangsa dan umat, bahkan tidak hanya TNI, Polri, seniman, agamawan, tak terkecuali ormas-ormas lembaga Islam, dan juga tak terkecuali para pembina partai politik," kata Din Syamsuddin, saat acara Halal Bihalal dan Silahturahmi Majelis Ulama Indonesia di Jakarta, Selasa 12 Agustus 2014.
Ia amat menyayangkan perpecahan itu terjadi di antara umat, khususnya muslim. "Saya kira sebuah musibah dan malapetaka, gara-gara politik, ukhuwah Islamiahnya terganggu dan tergoyahkan," ujar Din.
Din juga menyampaikan, kebersamaan yang dimiliki umat muslim mutlak dan perlu dari sisi substantif. Meski terdapat berbagai masalah yang melanda bangsa, namun umat muslim di Indonesia harus menunjukan kebesaran, tidak hanya berdasarkan kuatitas tetapi juga kualitas.
Untuk itu, di acara Halal Bihalal Idul Fitri 1435 H ini, Din meminta agar semua umat saling memaafkan.
Pencapresan Joko Widodo Cacat Hukum Akan Dibeberkan Besok
8:37 AM
No comments
Tim Aliansi Advokat Merah Putih telah mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terkait mekanisme prosedural terkait syarat pencapresan Joko Widodo pada 6 Juni 2014 lalu.
Ketua Tim Aliansi Advokat Merah Putih, Suhardi Somomoeljono, mengatakan apabila gugatannya diterima dan diputuskan oleh Majelis Hakim PTUN, maka penetapan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih oleh KPU dapat dinyatakan cacat hukum.
Hal tersebut, dapat berdampak pada hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Menurut Suhardi, apabila gugatan diterima dapat terjadi delegitimasi.
"Rencananya besok (Rabu 13 Agustus 2014), kami akan menghadirkan saksi ahli untuk menjabarkan dan menjelaskan secara detail terkait hal tersebut," ujar Suhardi, saat dihubungi wartawan, Jakarta, Selasa 12 Agustus 2014.
Suhardi mengatakan, pencapresan Jokowi juga menabrak Pasal 7 ayat 1 dan ayat 3 dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
"Dalam pasal itu jelas tertulis bahwa gubernur, atau kepala daerah lainnya yang akan dicalonkan oleh partai politik, atau gabungan partai politik sebagai calon presiden atau calon wakil presiden harus meminta ijin kepada Presiden secara resmi dan tertulis," kata Suhardi.
Berdasarkan pasal tersebut, Suhardi menjelaskan bahwa pada 13 Mei 2014, Joko Widodo bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta 'restu' untuk menjadi Presiden. Namun, pada kedatangan itu, dia tidak membawa surat izin resmi dan surat dukungan dari partai pengusungnya.
"Jadi, dia ke istana sebagai manusia pribadi dan bukan kepala daerah yang membawa surat dukungan menjadi calon presiden dari partai pengusung. Jadi, ini yang belum bisa diterima," kata Suhardi.
Melanggar UU
Pencapresan Jokowi, kata Suhardi, juga melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2009, Pasal 19 ayat 1, 2, dan 3. Dalam pasal tersebut, Kepala Daerah yang dicalonkan sebagai presiden atau wakil presiden oleh partai politik atau gabungan partai politik, kata Suhardi, harus mengajukan permohonan izin pada Presiden.
Juga, lanjutnya, harus menyampaikan surat permohonan izin kepada Presiden paling lambat tujuh hari sebelum didaftarkan oleh partai politik atau gabungan partai politik di Komisi Pemilihan Umum.
"Kemarin itu faktanya Joko Widodo mendaftarkan diri sebagai capres pada tanggal 19 Mei 2014. Pada tanggal 13 Mei 2014, dia bertemu Presiden dan tidak membawa surat rekomendasi dari partai pengusung. Jadi, itu tidak sah bila merujuk pada peraturan pemerintah tersebut," jelas Suhardi.
Sumber: VIVAnews
Wednesday, July 23, 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)