Pemberantasan Pungli Terkesan Pencitraan dan Hanya Birokrasi Menengah Kebawah,

Thursday, June 26, 2014

Iklan Rokok , Representasi Tubuh Individual dan Kelompok


Tubuh hari ini tereksposisi demikian intensif sekaligus ekstentif. Menurut I. Bambang Sugiharto dalam Penjara Jiwa, Mesin Hasrat ( Jurnal Kalam, 2000: 26): ”ekstensif, sebab tubuh kini telah menjadi lingkungan visual kita di mana pun kita berada. Di televisi, pada billboard iklan, di majalah, koran, ataupun tabloid, di segala tempat dan saat kita mencerap dalam perjumpaan dengan citraan tubuh, kita merasa dikepung oleh tubuh, seakan tubuh adalah satu-satunya bahasa komunikasi yang paling mudah dimengerti ”.
Tubuh  yang tercitrakan dalam iklan rokok menampilkan tubuh-tubuh yang paradoks. Di satu sisi produk rokok memiliki kandungan yang membahayakan tubuh bila terus-menerus terhisap. Tetapi tubuh-tubuh yang terepresentasi dalam iklan-iklan rokok adalah mewakili tubuh yang terkategorikan sehat. Tubuh yang penuh integritas, semangat, bergerak dinamis.
Tubuh dalam iklan adalah tubuh-tubuh rekayasa, objek penyampai pesan komunikasi yang disiapkan oleh Tim Kreatifnya. Ideologi iklan memperlakukan tubuh sebagai simbol-simbol yang membawa dan mewakili nilai dan makna produk yang diiklankan. Meminjam istilah Mary Douglas, tubuh adalah kode atau metafor pemetaan sosio-kognitif tertentu tentang realitas, yang seringkali bersifat ideologis. Tubuh seringkali digunakan sebagai simbol hubungan sosial, bahkan dari sisi tertentu juga politis. Dalam masyarakat pra-modern stabilitas ataupun instabilitas tubuh bahkan memantulkan stabilitas atau instabilitas sistem sosial yang lebih luas. Tubuh yang sakit mengisyaratkan adanya ketidakberesan dalam masyarakat. Dengan kesadaran itulah tubuh dalam iklan rokok dibangun. Sosok tubuh yang kuat, kokoh dinamis, bersosialisasi dalam bentuk kegiatan atau gaya hidup tertentu menjaga stabilitas makna yang diinginkan.
Tubuh yang sendiri, mandiri mewakili citra individualistik. Tubuh yang mandiri mendeliver makna kepercayaan diri (chauvinisme pada diri). Sebuah sifat yang dalam konvensi makna selama ini diidentikkan dengan milik lelaki. Gestur dan anatomi tubuh tertentu sengaja dipilih untuk menguatkan konsep komunikasi yang dimaksudkan. Bentuk tubuh yang ideal menurut konvensi umum dan semangat zamannya (zeitgeist), otot-otot yang kokoh, pose tertentu akan membingkai makna ideologis dari sebuah iklan rokok. Kemandirian yang cenderung individualistik adalah cerminan gaya hidup urban kosmopolit sekaligus sifat-sifat modernis yang dibawa oleh budaya barat. Tubuh-tubuh  yang lain tergambarkan bersosialisasi dalam kelompok. Kelompok tubuh tersebut di ikat dalam kegiatan tertentu seperti: berolah raga, bermain musik, ataupun yang besifat gaya hidup kosmopolit ’dugem’ di pub atau diskotik. Tubuh-tubuh tersebut mewakili semangat guyub dunia timur ( dalam hal ini konteksnya Indonesia), ataupun semangat percaya pada kelompok/ pertemanan yang berafiliasi dengan kalangan muda. Keduanya terepresentasi dan menjalin makna sesuai dengan ideologi iklan rokok yang diwakilinya.

0 comments:

Post a Comment