Pertemuan Presiden Terpilih Joko Widodo dan Ketua Umum Partai
Gerindra Prabowo Subianto bertemu dalam suasana hangat. Keduanya tampak akrab
dan memuji satu sama lain saat bersama di Rumah Keluarga Besar Prabowo, di
Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Pertemuan kedua tokoh politik itu--yang selama berbulan-bulan berseteru
sengit-- mendapat apresiasi berbagai kalangan. Pertemuan ini dinilai penting
telah meredakan gejolak politik yang memanas belakangan ini.
Rivalitas Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo berjalan sengit
saat Pemilihan Presiden 2014 berlanjut hingga parlemen. Persaingan itu tak
hanya di kalangan elite, tapi juga di akar rumput.
Kedua kubu—Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia
Hebat—saling berhadap-hadapan di parlemen. Diantara yang membetot perhatian
publik adalah soal Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD serta UU Pilkada,
hingga pemilihan pimpinan DPR dan MPR.
Namun kebekuan situasi politik itu perlahan cair setelah Jokowi bertemu Prabowo
di rumah kelurga besar Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan. Meski hanya berlangsung 15 menit, pertemuan itu setidaknya menjawab
keraguan publik atas kebuntuan komunikasi Prabowo-Jokowi.
Pasar merespons positif
ditunjukkan dengan bergairahnya laju Indeks Harga Saham Gabungan pada
perdagangan di hari pertemuan itu, Jumat 17 Oktober 2014, dan ditutup menguat
77,33 poin atau 1,56% pada level 5.028,95. Padahal, beberapa hari sebelumnya
selalu ditutup minus.
Saling hormat
Pertemuan ini sebenarnya sudah dirancang jauh-jauh hari oleh Tim Transisi
Jokowi-JK, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhie Prabowo, dan Politisi PDI P
Arya Bima. Disepakati, pertemuan digelar hari ini di kediaman ayah Prabowo,
Soemitro Djojohadikusumo.
Prabowo menyambut kedatangan
Jokowi sambil mengambil sikap hormat militer. Penghormatan Prabowo itu langsung
dibalas Jokowi dengan badan setengah membungkuk. Kedua tokoh itu berjabat
tangan, Prabowo merangkul Jokowi layaknya seorang sahabat yang sudah lama tidak
bertemu.
Mereka kemudian bergegas masuk ke dalam rumah. Jokowi dan Prabowo berbicara
empat mata di ruang tamu sekitar tujuh menit. Sedangkan para pendampingnya
diarahkan ke ruang kerja ayah Prabowo, sambil melihat foto-foto yang ada di
ruangan itu.
"Kami geser ke ruang kerja Pak Mitro. Sementara pak Jokowi dan Pak Prabowo
berbincang empat mata," kata Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto yang ikut
mendampingi Jokowi.
Perbincangan empat mata Prabowo-Jokowi hanya berlangsung 7 menit. Selebihnya,
Prabowo mengajak Jokowi bersama para pendamping untuk berbincang santai di
ruang tamu selama 8 menit. "Total pertemuan sekitar 15 menit," tutur
dia.
Usai bertemu di dalam, Prabowo dan Jokowi beserta pendampingnya keluar rumah
dan memberikan keterangan pers. Prabowo merasa terhormat dengan kedatangan
Jokowi di kediaman keluarga besarnya. Prabowo mengucapkan selamat kepada mantan
Wali Kota Solo itu. “Tadi saya bertemu dengan penuh persahabatan," ujar
Prabowo.
Prabowo mengajak pendukungnya untuk mendukung pemerintahan Jokowi, meski tak
segan untuk mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan bangsa
dan negara.
Pertemuan kali ini diakui Prabowo memang cukup singkat. Salah satu alasannya
adalah karena Prabowo menginginkan pertemuan dengan Jokowi di tempat yang lebih
leluasa. Maka dari itu, mantan Danjen Kopassus itu mengundang Jokowi berkunjung
ke kediamannya di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
"Saya berharap Jokowi akan datang ke Hambalang. Walau sudah jadi presiden.
Dan saya akan minta dia nyanyi di Hambalang," kata Prabowo.
Jokowi langsung menyanggupi permintaan Prabowo. Dia bersedia hadir ke rumah
Prabowo setelah dilantik menjadi Presiden RI. "Saya juga sanggupi untuk
tadi datang," kata Jokowi.
Jokowi berjanji meluangkan waktu, bertandang ke rumah Prabowo Subianto.
"Saya terima kasih masih diundang ke rumahnya," ujarnya.
"Kalau untuk nyanyi saya nggak bisa
penuhi. Saya nggak bisa
nyanyi," ucap Jokowi disambut gelak tawa Prabowo dan hadirin.
Prabowo Subianto membeberkan pembicaraannya dengan Jokowi dalam pertemuan
tertutup tersebut. Dalam wawancara khusus dengan tvOne, Prabowo
menegaskan komitmennya untuk tidak menjegal pemerintahan yang nantinya akan
dipimpin oleh Jokowi.
"Saya katakan, 'Pak, ini persaingan dan pertarungan politik keras, tapi di
debat capres saya sampaikan kalau kita berdua ini sudah masuk final. Jadi juara
1 ya Bapak, ya saya ucapkan selamat saat Bapak dilantik',” kata Prabowo.
Prabowo melanjutkan kata-katanya untuk Jokowi. “'Kalau nanti kami menilai
pemerintahan Bapak menyimpang, kami akan kritik, koreksi'. Lalu kata Pak
Jokowi, 'Oh ya itu bagus, saya terima kritik dan koreksi'. Kalau begitu selesai
persoalan. Tidak ada jegal-jegalan," imbuh Prabowo.
Dia menyampaikan surat terbuka melalui akun Facebook pribadinya. Dia meminta
agar semua pendukungnya untuk mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla
dan memahami sikap yang diambilnya saat ini.
"Saya mohon semua pendukung-pendukung saya untuk memahami hal ini. Saya
mengerti sebagian dari Saudara-Saudara belum bisa menerima sikap saya. Tetapi
percayalah, seorang pendekar, seorang kesatria harus tegar, harus selalu
memilih jalan yang baik, jalan yang benar. Menghindari kekerasan sedapat
mungkin. Menjauhi permusuhan dan kebencian," ujar Prabowo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo mengatakan, pertemuan pertama
Prabowo dan Jokowi setelah putusan Mahkamah Konstitusi terkait putusan hasil
pilpres itu membahas persoalan bangsa.
"Bicara menjaga empat pilar kebangsaan dan membangun Indonesia yang besar,
selanjutnya mereka bicara berdua," kata Edhy Prabowo.
Menurut Edhy, pertemuan ini merupakan awal yang baik untuk membangun suasana
politik yang lebih harmoni. Dalam pertemuan itu, Prabowo menegaskan sikapnya
dan Koalisi Merah Putih untuk tetap mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak
prorakyat.
"Pak Prabowo meminta tidak saling menjegal. Kita bersama
untuk membangun negara," ujar Edhy.
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, yang juga hadir dalam pertemuan
itu menerangkan, pertemuan Jokowi dan Prabowo berjalan baik dan penuh
keakraban. Prabowo menyampaikan kepada Jokowi, bahwa apa yang pernah dia
sampaikan selama ini, khususnya saat kampanye, merupakan pandangan dia apa
adanya dengan gaya khas seorang Prabowo.
"Itu sebagai tipologi seorang Banyumas. Kalau itu dikatakan sebagai orang
emosional, saya rasa itu sudah dirasakan oleh Pak Jokowi hari ini," ujar
Muzani.
Muzani menegaskan, dengan pertemuan Prabowo dan Jokowi hari ini, semakin meyakinkan
masyarakat bahwa hubungan antara kedua tokoh ini sudah mencair.
"Semula beku sudah mencair. Semua karena ada persepsi yang kurang jelas,
saat ini sudah disampaikan persepsi itu. Sebagai seorang Jenderal, Pak Prabowo
mengerti betul konstitusi. Seorang presiden adalah panglima tertinggi,"
terang dia.
Sumber: viva.co.id
0 comments:
Post a Comment